Friday, October 08, 2010

another story

tubuhnya terkulai kaku ke arah yang salah. musim kemarau merontokkan daun-daun lebih cepat, menyamarkan sosok yang sekarat itu di antara daun kering dan pohon yang meranggas.
sore sudah lewat sejak lama saat ia siuman. kedipan kedua membuatnya meringis menangis kesakitan. tulang-tulangnya remuk, sendi-sendi jari dan kakinya mencuat ke arah yang tidak normal. ia tak bisa bergerak, ia hanya melirik dan merasakan satu-satu. rasa sakit tiba-tiba dan ngilu yang tak tertahankan bertambah tiap detik, ia kehilangan kesadarannya untuk 3 jam kedepan.

terbangun lagi oleh kabut subuh tengah hutan dan dengingan nyamuk menyebalkan, perlahan ia mencoba untuk menggerakkan anggota tubuhnya satu-persatu. menahan sakit, mengatur nafasnya yang memburu mengepul putih, mencari posisi yang kira-kira lebih nyaman. kini ia tergolek menatap langit, bersyukur kedua matanya masih berfungsi baik. ia mengingat-ingat malam sebelumnya, saat ia masih sehat dan dapat berlari. ah tidak, mungkin sebaiknya dia mengingat 2 malam sebelumnya, saat ia masih yakin bahwa hidupnya akan terus dalam monoton yang sama. apa yang ia pikirkan saat itu? mungkin semua kemungkinan, kecuali kemungkinan bahwa dua hari kemudian ia hanyalah onggokan tubuh sekarat dan kesakitan yang tak bisa kemana-mana.


-to be continued











by Mariska Sheila Kellani on Monday, September 14, 2009 at 3:50am

1 comment:

Anonymous said...

membaca seluruh blog, cukup bagus