Tuesday, December 06, 2011

terdengar tolol

tampaknya aku memang tidak cocok dengan ambisi. kadang aku pengen sih merasakan punya ambisi, tapi entah karena aku cepat bosan atau keinginanku tidak sekuat itu, aku tidak pernah bisa lama-lama memiliki ambisi. karena aku merasa memiliki ambisi itu bodoh. dan ya, aku berkata seperti itu juga menunjukan bahwa aku lebih bodoh.
cukup cape sih hidup tanpa ambisi kalau aku pikir-pikir ya. setidaknya orang dengan ambisi itu punya tujuan, dan dia membuat jalan untuk mewujudkan sesuatu.
aku punya mimpi, aku punya impian, tapi aku tidak punya ambisi. aku hanya menjalani rutinitas, sambil berpikir kapan impianku terwujud. mulai menabung dikit-dikit. tapi kalau ternyata tidak akan terwujud ya tidak masalah. mungkin aku terlalu ikhlas, mungkin aku terlalu pasrah, tapi yang jelas aku tidak berusaha maksimal. aku tidak melakukan apa-apa yang mengarah ke perwujudan impianku.
HAHAHAHAHA..terdengar tolol.

another dream

semalam aku mimpi membunuh orang lagi. kali ini ada banyak orang.

ceritanya aku sedang mengantar keponakanku malam-malam, entah kemana. kami naik kereta kuda, atap terbuka. tapi baru berjalan sebentar, saat belokan pertama tiba-tiba banyak musuh yang mengepung. aku bilang ke keponakanku yang baru berumur 8 tahun untuk tidak keluar dari kereta, dan jangan lari. tapi tampaknya keponakanku sangat ketakutan, jadi dia kabur dari kereta. aku juga terpaksa turun dari kereta untuk menangkapnya.
keadaan agak ramai, banyak orang, tapi semua bergerak dengan tidak gesit. nampaknya di setiap mimpi aku selalu melihat semua dengan gerakan perlahan, walau tidak sepelan slow-motion. saat aku perhatikan muka-muka bandit satu-persatu, ternyata mereka sangat beragam. tentu ada jenis laki-laki yang berewokan ato mas-mas kurus dengan muka aneh. tapi ada juga perempuan-perempuan seperti suster yang nampaknya hanya meniringi para bandit saja. muka mereka juga nampak ketakutan.
aku berusaha melawan tapi aku tidak punya senjata. tiba-tiba ada bandit di depanku, ia membawa kotak kayu dengan tutup kaca, isi dari kotak itu ternyata bermacam-macam pisau, ada juga gunting besar yang biasa untuk memotong kain.
aku mengambil pisau dan gunting. dan aku mulai memilih bandit mana yang akan aku tusuk duluan. aku menarik kaki seseorang lalu berkata,"hmm, kira-kira apa yang akan terjadi kalau aku menggunting tumit mu?", aku berkata sambil mengangkat kakinya ke depan muka ku lalu menggunting tulang rawan di atas tumitnya. tapi tidak ada darah yang mengucur. lalu aku lepaskan kakinya, aku tidak melihat bagaimana reaksi orang yg kupotong tumitnya itu. lalu aku menengok ke sebelah kanan, melihat laki-laki dengan baju putih sedang membelakangiku sambil menunjuk-nunjuk kereta kuda yg sudah berantakan. aku tusukan guntingku perlahan ke bawah ketiaknya saat ia sedang mengankat tangannya untuk menunjuk. yang terlintas tiap kali aku menusuk adalah 'oh, begini toh rasanya nusuk orang'. karena itu aku selalu menusuk perlahan dengan ragu tapi penasaran bisa sedalam apa aku menusuk. aku meresapi setiap tusukan yang aku berikan sambil berulang-ulang berkata kepada diriku sendiri 'aku sedang menusuk orang, begini toh rasanya, wow, aku sedang menusuk orang'.
tampaknya aku membunuh 4-5 orang bandit tapi aku tidak terlalu ingat persisnya.

 hmm, kalau aku ingat-ingat sepertinya tiap aku mimpi membunuh, atau melihat pembunuhan, atau aku sendiri yang terbunuh, pasti karena tusukan. aku pernah mimpi menusuk orang pelan-pelan dengan pisau dapur, aku pernah mimpi melihat pembunuhan masal anak-anak SMA tapi dengan sabit sih, bukan tusukan, aku juga pernah mimpi mati karena tertusuk tombak.