Saturday, December 11, 2010

wacana dari sebuah 'proper farewell'

dan tahukah kamu?
aku baru mengadakan rapat dari hati ke hati bersama diriku yang lain.
padahal aku mau tidur, tapi mereka egois sekali menyerobot masuk dan mengobrol, membuat aku mau tidak mau jadi mendengarkan dan ikut dalam 'rapat' mereka ini. dasar.

jadi ternyata, --maaf ya, aku memang suka bertele-tele kalau bercerita. aku ingin kalian semua menempatkan diri menjadi aku dan, yah, kurang-lebih jadi sedikit lebih mengerti lah..-- setelah ngobrol, yah, ternyata memang aku sendiri, tampaknya, yang memposisikan aku di dalam situasi ini.

hahahaha, posisi apa? dasar ga jelas.
iya sebentar, ini baru mau di jabarkan..

ternyata aku sebenarnya sudah bisa move on lho.
akunya aja yang ga sadar bahwa ternyata...aku tinggal melangkah dan meninggalkan lho.
wow.
dan selama ini aku terus berkutat, bingung sendiri aku sebenarnya udah di level mana.
apakah masih di level 'stuck', level 'mondar-mandir'...sebenarnya aku masih berpikir aku lagi di dalam level 'mondar-mandir' sih. yang jelas aku sudah ga mau terima kalau ddibilang masih di level 'stuck' ya. aku merasa aku sudah lewat tapi masih bingung mau ngapain. karena udah kelamaan ada di level 'mondar-mandir' aku jadi hilang arah.
padahal ternyata aku sudah sampai di ujung level mondar-mandir. aku sudah tinggal melangkah, keluar, dan --setelah sekian lama-- menyambut dunia baru, level baru. hidup. hahahahaha

tapi yah, setelah sadar barusan....aku, hmmm, aku jadi bingung. melangkah atau stay dulu ya?
aaaa...iya iya aku tahu, gemes kan? tinggal ngelangkah gitu.

tapi rasanya sayang. aku tahu aku tinggal melangkah, tapi rasanya masih ingin menikmati sedikit lebih lama lagi disini.

menyentuh rambutnya diam-diam. mengecup dahi nya saat dia tidur. tersenyum tulus sambil menatap matanya. aku ingin mengucapkan farewell in a proper way.
kamu tahu?
aku stuck dengan cowo ini 4 tahun lho.
dengan segala usaha mencoba untuk struggle out.
dan saat semua sudah selesai. aku sudah benar-benar berada di ujung pintu terakhir, ini teh. aku sudah tahu lah celahnya keluar masuk tiap-tiap level.
ga boleh ya aku main-main lagi, masuk ke dalamnya, menyusuri semua yang sudah aku lewati, jejak-jejak yang sudah aku buat, melihat-lihat sambil meraba tiap diniding dan coretan yang aku torehkan selama ini. lalu, baru berjalan melangkah keluar, perlahan. sambil menengok sedikit ke belakang, menatap mu dengan tatapan sayang.
dan berkata,'sudah ya. aku pergi sekarang. kamu jangan kangen berlebihan lagi padaku. semua level dan labirin, semua pintu dan tangga-tangga itu sudah aku lewati lho. aku memang tidak sadar bagaimana cara aku berhasil melewati mereka, tapi aku ingat tiap rasa dan langkahnya. kau menarikku lagi pun, sudah tidak ada lagi artinya. aku sudah hafal jalan keluar dan trik nya. jadi, ini selamat tinggal. oke? tenang, aku masih hafal kamu kok. aku hanya akan melihatmu dari sisi seberang saja sekarang. bukan dari dalam.'

mungkin nanti, saat kamu sudah bangun dan sudah sarapan, bila mood kamu sedang lumayan bagus, aku akan mengajak mu,'would you walk with me? for a while?' aku kasih senyumku yang paling manis deh, yah?
lalu kita berjalan perlahan.
kamu bingung. 'apa sih?'
hehehe. aku cengengesan dengan muka sok imut. senyum sok polos.
berjalan pelan-pelan aja, muterin kompleks kuldesak, udara pagi bandung yang gerimis. dingin, bikin masuk angin.
tidak, aku tidak akan berkata apa-apa padamu.
hanya menikmati tiap langkah di samping mu saja. seperti ibu yang berjalan-jalan bersama anaknya, sebelum si anak berangkat merantau.
karena di pertemuan kita selanjutnya, aku akan melihatmu dari sisi yang berbeda.
kamu? aku tidak tahu.
mungkin saat kita sudah selesai memutar jalan, aku akan memelukmu sebentar. mengecup? hmm. tidak tahu.

sedih? senang?
masih bercampur.

yang bikin aku yakin akan melangkah keluar pintu? ingatan bahwa sebenarnya kamu ini brengsek dan aku selalu membenci diriku yang mau-maunya dibrengsekin lagi dan lagi sama kamu. dan gigit jari, dan ga bisa menolak, dan mengerti terus-menerus mengerti. maklum, maklum, maklum. karena aku sudah hafal kamu, kebiasaan dan tabiat kamu, jadi aku merasa harus maklum saja.
ayolah, lama lho, 4 tahun baru aku benar-benar sadar dan bangun.
cape yah? mayaaaaaaaann..~

jadi yaa, gitu deh.
sudahlah, ini juga baru wacana ko.
gatau ya nanti aku benar-benar punya keberanian untuk mengajak dia keliling komplek atau ngga.

hahahaha, aaahh capeeee..

No comments: