Thursday, September 30, 2010

sol instan

ah terinspirasi dari notes teman saya, ms.C.

saya juga mengira saya sudah berjalan tegak, menerpa angin dengan bahagia.
berlari kesana-kemari tanpa merasa ada kesalahan apapun pada kaki ini.
sudahlah, lagi pula bukankah semua yang menyulitkan itu datangnya hanya dari pikiran?

tapi suatu saat aku terkejut.
saat itu aku sedang bersantai, mengayun-ayunkan kaki ku.
tiba-tiba aku menyadari sesuatu yang aneh.
apa itu di bawah sepatu kananku?
sol tambahan?

wow, selama ini kukira jalanku sudah tegak dan leluasa
ternyata itu karena sol tambahan ini.
aku tidak merasa timpang atau apapun.
ternyata itu semua karena sol instan ini.

hahahaha, lucunya.
kakiku pendek sebelah.
dalam cerita ini, tentunya kakiku bisa kembali normal.
tetapi mungkin saatnya masih lama,
dan aku ingin berjalan normal secepat mungkin.
karena memang harus begitu.
karena memang harus terlihat seperti itu oleh semua orang.

hebat, bahkan diriku pun lengah
dan mengira aku sudah melangkah normal.
ternyata sol instan itu masih ada.
masih menopangku.

aku kesal, aku melepasnya.
namun kaki ku belum kembali ke ukuran yang normal.
maka aku terpaksa menggunakannya lagi.
dan kini aku tidak akan lupa bahwa aku sedang menggunakan sol instan itu.

dan karena aku menuliskannya disini,
makan kalian semua pun tahu bahwa sebenarnya
aku masih belum kembali normal.
hahahaah, tetapi hanya sebentar lagi saja ko.

ketebalan sol itu sudah berkurang sedikit demi sedikit.
akan kuberi tahu saat kakiku benar-benar menapak dengan sempurna dan lengkap lagi.

1 comment:

chey said...

semua orang jg sebenernya ngga berjalan dgn normal kel, coba diperhatiin baik2, ada aja yg timpang sebelah lah, ada yang terseok-seoklah, ada yg jalannya sambil lompat2 g tentu arahlah..hahaha,,tp itu kan tujuan kita hidup kel??supaya bisa merubah langkah kita jd normal kembali..:))