dan dia suka menangisi kisah sedih orang lain. dia tidak harus dekat dengan orang itu, tapi setidaknya dia pernah berada di lingkungan orang itu saat awal kisahnya terjadi. dan saat tahu bahwa kisah orang itu telah berakhir, maka dia merasa sedih dan menyayangkan.
kisahnya sendiri memang tidak selalu bahagia. tetapi baginya melihat kisah seseorang seperti layaknya menonton film. bila berakhir sedih, maka tidak mustahil dia juga ikut menangisi. ya, dia bahkan pernah menangisi berakhirnya suatu hubungan sebuah pasangan, padahal pasangan tersebut sama sekali bukan teman dekatnya. hanya orang-orang selingkungan yang dulunya sempat ia kenal.
ada satu pasangan ini, dia diceritakan bagaimana sang laki-laki menyukai si perempuan terlebih dulu dan mengejar perempuan itu tidak peduli perbedaan yang membentang diantara mereka. yang pada awalnya si perempuan menolak dengan halus, menjauh dan tiba-tiba berbalik menjadi tergantung. dia pernah berada di tengah cerita saat sang laki-laki dan perempuan yang dikejarnya masih dalam tahap pendekatan. walau dia sudah tidak ada di sekitar mereka lagi saat akhirnya mereka bersatu, tetapi ia ikut merasakan puas dan bahagianya. dan beberapa bulan berlalu tiba-tiba dia melihat si laki-laki memajang fotonya dengan perempuan lain, dan foto-foto perempuan sebelumnya sudah tidak ada lagi. dia kaget dan sedih. tentu saja dia tidak pernah tahu bagaimana kisah pasangan itu, yang ia tahu hanya saat-saat manis mereka mengejar cinta dulu. ia tidak menyangka laki-laki yang dari awal mengejar si perempuan tiba-tiba berpindah hati.
sebenarnya dia juga merasa bingung kenapa dia juga ikut sedih. dia hanya menyayangkan, sungguh menyayangkan cerita manis yang dia tahu dan saksikan dulu ternyata dapat berakhir pada perpisahan. seperti menonton film sedih.
atau anggap saja dia hanyalah perempuan yang memiliki sensitif berlebihan, tidak penting dan merepotkan diri sendiri.
by Mariska Sheila Kellani on Thursday, October 15, 2009 at 5:27am
No comments:
Post a Comment