"wah, semuanya tinggi di atas ya?"
kulihat sekeliling, sekitar kakiku
berserakan di tanah
puing-puing yang pernah
menyangga hargaku
di atas seperti yang lain.
kini
kukumpulkan puingku,
perlahan. persatu.
kucari, kutumpuk.
perlahan.
aku menikmati usahaku
aku nikmati sendiri kesendirianku.
aku kenal orang yang juga pernah sepertiku
dan kini ia menatapku iba dari atas,
dari puing yang berhasil ia dirikan kembali.
tentu lebih cepat karena bantuan, niat dan usahanya
sendiri dan berhasil.
dan aku, kembali
sibuk dengan kesempurnaan bentuk
menghancurkan puing sanggahanku
lagi dan lagi.
aku
dilihat dengan iba
oleh seseorang yang
menganggap iba
adalah perasaan
paling
jahat.
bagaimana?
aku.
asik dengan duniaku.
tidak lagi ingin
mengganggu dunia
yang lain.
sengaja maupun
tak sengaja.
aku
tidak ingin mengusik.
tidak lagi.
No comments:
Post a Comment