bagaimana kalau aku bercerita tentang gelas kaca?
apakah kau mau membacanya?
aku akan membuat ceritanya terang-terangan disini, kau bisa melihat bagaimana caraku membuat dan menyusun kata ku satu-persatu.
tentu saja semua aku yang buat dan putuskan, karena kamu tidak ada di samping ku. jadi kau harus puas dengan hasil akhir dan caraku mengeksekusi.
baiklah.
jadi,
gelas kaca ini terbuat dari kristal. jadi bisa juga disebut gelas kristal.
gelas yang mahal, rapuh, dan dapat menyanyi bila kau beri gesekan di tempat yang tepat.
bentuk luarnya sebenarnya tidak terlalu rumit. sekilas dia tampak seperti gelas champagne biasa, tidak istimewa.
bila kau cukup lama mengamati, kau bisa tahu gelas ini sebenarnya memiliki potensi untuk menjadi indah.
bagian luarnya memang licin dan polos, tetapi bila kau sabar memerhatikan, bagian dalamnya memiliki tekstur.
meliuk, membentuk garis dan bidang.
ada bagian yang sedikit lebih kasar dan bagian dengan cekungan-cekungan kecil.
mungkin dengan ujung jarimu bisa kau rasakan, lebih jelas bila kau merabanya sambil memejamkan mata.
gelas kaca kini berdebu di pojok lemari.
tidak ada yang ingin menggunakannya.
mereka terlalu takut sebenarnya, karena gelas kaca adalah gelas yang rapuh dan mahal.
dulu ia punya pasangan.
gelas kaca yang serupa.
namun ia sudah pecah. terlalu keras mendapat tekanan saat di bersihkan.
sejak itulah gelas kaca diletakkan di pojok lemari.
kini ia menanti.
kapan datang hari dimana ada seseorang yang cukup berani untuk menggunakannya.
ia ingin diisi.
ia rindu rasanya air.
apakah dingin?
apakah licin?
ah debu ini mulai terasa hambar. membuatnya lupa bagaimana rasanya embun.
gelas kaca tidak keberatan bila ia pecah nantinya.
ia hanya ingin dunia tahu bahwa ia masih ada.
bahwa ia masih dapat menjalankan fungsinya sebagai wadah.
gelas kaca ingin ada yang menyentuh teksturnya.
gelas kaca tidak ingin menyimpan keindahannya untuk dirinya sendiri.
gelas kaca rindu sinar matahari dan sentuhan lembut jemari yang hati-hati.
gelas kaca tidak ingin menerima kenyataan,
bahwa semua orang sudah lupa akan keberadaannya.
by Mariska Sheila Kellani on Thursday, October 7, 2010 at 3:06pm
No comments:
Post a Comment